(pict. karenarasa.blogsp)

Seharusnya kemenangan ini kausalitas. Sebab dan akibat. Selayaknya sebuah peperangan, jelas sengitnya medan pertempuran. Ada perlawanan, jelas pula siapa lawannya. Bukan seperti ini. Seperti ritual tahunan saja. setiap orang bisa merayakan bila sudah memasuki masanya.

Kemenangan ini seharusnya kausalitas. Sebab dan akibat. Bukan siklus. Sebulan berpuasa, esoknya semua lebaran. Esoknya semua fitri. Esoknya semua bersih. Koruptor mendadak suci. Para pelacur mendadak suci. Para perampok, para pembohong, para pemalas, para pendusta, semua mendadak suci.

Bila semasa Ramadhan saja, waktu masih dihabiskan dengan tidur, mengkhayal, berleha-leha, melakukan berbagai macam hal yang sia-sia, kemenangan macam apa yang dirayakan? Kesucian apa yang disambut begitu suka cita?

Seharusnya memang kemenangan ini kausalitas. Hanya orang-orang yang bersyukur dan istiqamah yang bisa mendapatkannya. Yang ketika siang, memacu kuda perangnya menembus pertahanan musuh. Sedang saban malam, sujud dan terpekur dalam tasbih.

Bila kemenangan ini memang kausalitas, adakah aku pantas merayakannya? Sedangkan aku masih.....

Terimakasih Tuhan, masih mempertemukanku dengan Lebaran. Engkau Maha Baik.

Bandung, 09 Agustus 2013
~KK

2 komentar:

Unknown mengatakan...

"Bila kemenangan ini memang kausalitas, adakah aku pantas merayakannya? Sedangkan aku masih....." membuat pembaca turut merenung. Hooo pantaskah pula aku merayakannya? sedangkan aku... T_T
Tulisannya bagus, gak bertele-tele tapi ngena banget :)

Unknown mengatakan...

yaps,, makasih,, semoga Allah memberikan pintu hidayah dan melapangkan dada kita agar senantiasa istiqomah di jalan-Nya.. amin

Posting Komentar

Copyright © 2012 Just Kevin / Template by : Urang-kurai